Senin, 19 Januari 2015

Hidup Ini Penuh Syukur

Allaah.. Alhamdulillaah atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Alhamdulillaah atas keluarga yang kupunya. Alhamdulillaah atas nikmat sehat, iman, tersenyum, harta benda, teman baik yang telah  dicukupkan untuk melengkapi hidupku. Seberapa besarpun itu nikmat yang harusdi syukuri.
Sore ini tanggal 18 Januari 2015 aku diingatkan kembali oleh-Mu, bahwa aku sebagai hamba-Mu harus bersyukur lagi. Melihat satu keluarga kecil dengan ayah yang mendorong gerobak butut, ibu yang terlihat sedang mengandung beriringan mengikuti berjalan dibelakang gerobak itu dengan raut wajah yang sama memperlihatkan rasa cape dan tak lupa jagoan kecil mereka yang duduk di dalam gerobak.Apakah kalian tahu itu gerobak apa? Gerobak itu berdinding lebih tinggi dibanding jagoan kecil yang duduk di dalamnya. Tak sengaja saat saya menolehkan muka ke dalam gerobak itu terlihat ekspresi datar jagoan kecil yang memandang menengadah ke atas langit kota, karena hanya itu yang mungkin bisa dia lihat. Bau busuk yang tercium olehnya mungkin tak asing lagi, jelas karena berada satu tempat dengan botol-botol bekas, kardus,dll. Yang biasa aku lihat dari yang lain itu diambil dari tempat-tempat sampah. Kala itu ibunya melemparkan sesuatu ke dalam gerobak. Entah apa yang sedang dipikirkan jagoan kecil itu sebelumnya, yang pasti tidak sepelik pikiran orang tuanya. Karena pasti pikiran jagoan kecil itu masih suci, tapi ekspresi wajahnya tadi memunculkan banyak pertanyaan padaku, membuat penasaran apa yang sedang dipikirkannya. Apakah besarnya nanti ketika jagoan kecil itu sudah paham tentang kehidupan, akankah dia ikhlas menerima? Akankah dia bersyukur? Mungkinkah dia akan menuntut orang tuanya . Seketika itu pasti hilang karena kaget terhadap lemparan botol ibunya tadi. Aku ingin melihat ekspresi yang berbeda untuk menjawab salah satu dari dugaan pertanyaanku.
Ya Allaah.. entah apa yang dilakukanku nanti, yang difikirkanku nanti, jika aku berada diposisi jagoan kecil itu. Apakah aku akan menjadi orang yang pandai bersyukur? Apakah aku akan jadi orang yang ikhlas menerima itu? Apakah aku akan jadi orang yang lebih bekerja keras supaya tidak terus diposisi itu? Itu hanya sebuah lintasan pertanyaan.
Sungguh hidup yang aku alami sekarang ini, atass rezeki, nikmat sehat, iman, makan dan minum, orang tua, keluarga, teman, semuanya tak pantas aku keluhkan. Bahkan sakit pun aku harus bersyukur, bisa jadi sakit itu jadi penghapus dosa. Tidak ada alasanku untuk setiap nikmat yang Engkau berikan kepada setiap hambanya untuk tidak disyukuri. Teringat kata ayahku, “nak ..rezeki ini memang tak banyak tapi insyaAllaah berkah. Jadi syukuri “.
Terimakassih atass pelajaran sore ini. Semoga diingatkan untuk pembelajaran syukur-syukur  yang lainnya.

                                                                                                            WRD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar