Allaah.. Alhamdulillaah
atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Alhamdulillaah atas keluarga yang
kupunya. Alhamdulillaah atas nikmat sehat, iman, tersenyum, harta benda, teman baik
yang telah dicukupkan untuk melengkapi
hidupku. Seberapa besarpun itu nikmat yang harusdi syukuri.
Sore ini tanggal 18
Januari 2015 aku diingatkan kembali oleh-Mu, bahwa aku sebagai hamba-Mu harus
bersyukur lagi. Melihat satu keluarga kecil dengan ayah yang mendorong gerobak
butut, ibu yang terlihat sedang mengandung beriringan mengikuti berjalan
dibelakang gerobak itu dengan raut wajah yang sama memperlihatkan rasa cape dan
tak lupa jagoan kecil mereka yang duduk di dalam gerobak.Apakah kalian tahu itu
gerobak apa? Gerobak itu berdinding lebih tinggi dibanding jagoan kecil yang
duduk di dalamnya. Tak sengaja saat saya menolehkan muka ke dalam gerobak itu
terlihat ekspresi datar jagoan kecil yang memandang menengadah ke atas langit
kota, karena hanya itu yang mungkin bisa dia lihat. Bau busuk yang tercium
olehnya mungkin tak asing lagi, jelas karena berada satu tempat dengan
botol-botol bekas, kardus,dll. Yang biasa aku lihat dari yang lain itu diambil
dari tempat-tempat sampah. Kala itu ibunya melemparkan sesuatu ke dalam
gerobak. Entah apa yang sedang dipikirkan jagoan kecil itu sebelumnya, yang
pasti tidak sepelik pikiran orang tuanya. Karena pasti pikiran jagoan kecil itu
masih suci, tapi ekspresi wajahnya tadi memunculkan banyak pertanyaan padaku,
membuat penasaran apa yang sedang dipikirkannya. Apakah besarnya nanti ketika
jagoan kecil itu sudah paham tentang kehidupan, akankah dia ikhlas menerima? Akankah
dia bersyukur? Mungkinkah dia akan menuntut orang tuanya . Seketika itu pasti
hilang karena kaget terhadap lemparan botol ibunya tadi. Aku ingin melihat
ekspresi yang berbeda untuk menjawab salah satu dari dugaan pertanyaanku.
Ya Allaah.. entah apa
yang dilakukanku nanti, yang difikirkanku nanti, jika aku berada diposisi
jagoan kecil itu. Apakah aku akan menjadi orang yang pandai bersyukur? Apakah
aku akan jadi orang yang ikhlas menerima itu? Apakah aku akan jadi orang yang
lebih bekerja keras supaya tidak terus diposisi itu? Itu hanya sebuah lintasan
pertanyaan.
Sungguh hidup yang aku
alami sekarang ini, atass rezeki, nikmat sehat, iman, makan dan minum, orang
tua, keluarga, teman, semuanya tak pantas aku keluhkan. Bahkan sakit pun aku
harus bersyukur, bisa jadi sakit itu jadi penghapus dosa. Tidak ada alasanku
untuk setiap nikmat yang Engkau berikan kepada setiap hambanya untuk tidak
disyukuri. Teringat kata ayahku, “nak ..rezeki ini memang tak banyak tapi
insyaAllaah berkah. Jadi syukuri “.
Terimakassih atass
pelajaran sore ini. Semoga diingatkan untuk pembelajaran syukur-syukur yang lainnya.
WRD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar